Tari Mabbissu atau Maggiri, Debusnya Sulawesi Selatan

Mendengar kata debus, pasti identik dengan daerah Banten, Jawa Barat. Namun debus juga ternyata ada di Sulawesi Selatan, namun dengan nama yang berbeda. Debus dari Sulawesi Selatan ini diperagakan dalam bentuk tarian dengan nama tari mabbissu atau maggiri.

Mabbissu berawal dari kata bissu atau bessi  yang berarti bersih atau suci dan kuat. Mereka dipanggil Bissu karena  tidak haid, tidak berdarah, atau suci. Biasanya tari mabbisu ini diperagakan oleh enam bissu utama yang dipimpin oleh ketua bissu. Bissu itu sendiri berjenis kelamin laki-laki namun sifat dan karakternya seperti perempuan dalam bahasa Bugis  disebut Calabai. Komunitas bissu yang masih bertahan hingga saat ini, dalam lektur lama (epos La Galigo), dianggap sebagai manusia suci, keturunan para dewa dan dalam stuktur kerajaan di Sulsel, bissu merupakan penasihat spiritual dan rohani para raja.






Dengan  diiringi tabuhan gendang berirama khas, mereka melantunkan alunan mantra  mistis menggunakan bahasa To Rilangi (bahasa kuno orang Bugis) sambil menari memutar Arajangnge,  benda yang dikeramatkan dan diyakini sebagai tempat beristirahat ruh leluhur. Ketika alunan gendang semakin keras dan cepat,  gerakan para Bissu pun semakin pelan dan mulai  kehilangan  kesadaran. Pada saat itu, para Bissu mulai memeragakan gerakan maggiri,  melepaskan keris panjang yang mereka selipkan dipinggang, kemudian menusukkannya ke tubuh  mereka. Hal ini bertujuan untuk menguji apakah roh leluhur/dewata sudah merasuk ke dalam diri  mereka. Jika mereka kebal, berarti Bissu itu dan roh yang merasukinya  dipercaya dapat memberikan berkat. Sebaliknya, jika badik melukai tubuh mereka, berarti yang merasukinya adalah roh lemah atau bahkan  tidak dirasuki roh leluhur sama sekali.

 Selain untuk menyaksikan atraksi yang spektakuler, banyak pengunjung dari luar kota yang sengaja datang untuk meminta berkah dari para bissu tersebut.




0 komentar:

Posting Komentar