Penulisan adalah puncak segala-galanya. Apa yang dituliskan, itulah sejarah, yaitu histoire-recite, sejarah sebagaimana terjadinya. Dan penulisan sejarah inilah yang disebut historiografi. Hasil pengerjaan studi sejarah yang akademis atau kritis ini, yang berusah sejauh mungkin mencari kebenaran historis dari setiap fakta, dan bermula dari suatu pertanyaan pokok/.
Historiografi bermula dari pertanyaan dan berkembang menuju peningkatan kematangan pertanyaan historis yang diajukan. Tetapi hal itupun belum mencakup semua aspek permasalahan. Dari manakah pertanyaan ditanyakan itu berasal? Pertanyaan yang didiorong oleh rasa ingin tahu, hanyalah akan menghasilkan historiografi yang bersifat akurat, keunggulan jawaban berhenti dengan kenikmatan. Tidak salah secara moral maupun secara ilmiah. Bahkan sejarah sebagai suatu usaha untuk merekontruksikan aspek aspek tertentu dari kelampauannya, ternyata adalah gagasan yang relative baru dalam sejarah historiografi. Penulisan sejarah dalam historiografi lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk merekam masa lalu.
Oleh karena itu, historiografi adalah ekspresi budaya dan pantulan dari keprihatinan social masyarakat atau kelompik social yang menghasilkannya. Historiografi yang dihasilkan oleh para literator yang dipelihara oleh penguasa, tentu saja dapat memperkuat legitimasi serta memepertahankan dasar nilai yang menjadi sandaran ideology kekuasaan. Hal ini terlihat jelas dalam berbagai penilisan sejarah tradisional di tanah air kita. Historiografi merupakan rekaman tentang segala sesuatu yang pantas dicatat sebagai bahan pelajaran tentang perilaku yang baik dan sah.
Sebagai ekspresi budaya, historiografi tradisional memantulkan pandangan dunia dari masyarakat yang menghasilkannya. Karena itu, hal ini dapat menjadi referensi dalam usaha para pendukungnya untuk mengerti dan memenuhi realitas yang berkembang di sekitarnya. Dengan kata lain, historiografi tradisional merupakan pancaran dari kesadaran tentang segala hal yang wajar dan dapat berfungsi sebagai kerangka untuk memeberi interpretasi terhadap situasi. Jadi tradisi ini punmenjadi salah satu unsur dalam memilih alternative tindakan dari para actor sejarah.
Historiografi bermula dari pertanyaan dan berkembang menuju peningkatan kematangan pertanyaan historis yang diajukan. Tetapi hal itupun belum mencakup semua aspek permasalahan. Dari manakah pertanyaan ditanyakan itu berasal? Pertanyaan yang didiorong oleh rasa ingin tahu, hanyalah akan menghasilkan historiografi yang bersifat akurat, keunggulan jawaban berhenti dengan kenikmatan. Tidak salah secara moral maupun secara ilmiah. Bahkan sejarah sebagai suatu usaha untuk merekontruksikan aspek aspek tertentu dari kelampauannya, ternyata adalah gagasan yang relative baru dalam sejarah historiografi. Penulisan sejarah dalam historiografi lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk merekam masa lalu.
Oleh karena itu, historiografi adalah ekspresi budaya dan pantulan dari keprihatinan social masyarakat atau kelompik social yang menghasilkannya. Historiografi yang dihasilkan oleh para literator yang dipelihara oleh penguasa, tentu saja dapat memperkuat legitimasi serta memepertahankan dasar nilai yang menjadi sandaran ideology kekuasaan. Hal ini terlihat jelas dalam berbagai penilisan sejarah tradisional di tanah air kita. Historiografi merupakan rekaman tentang segala sesuatu yang pantas dicatat sebagai bahan pelajaran tentang perilaku yang baik dan sah.
Sebagai ekspresi budaya, historiografi tradisional memantulkan pandangan dunia dari masyarakat yang menghasilkannya. Karena itu, hal ini dapat menjadi referensi dalam usaha para pendukungnya untuk mengerti dan memenuhi realitas yang berkembang di sekitarnya. Dengan kata lain, historiografi tradisional merupakan pancaran dari kesadaran tentang segala hal yang wajar dan dapat berfungsi sebagai kerangka untuk memeberi interpretasi terhadap situasi. Jadi tradisi ini punmenjadi salah satu unsur dalam memilih alternative tindakan dari para actor sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar